Featured Post

Wae Rebo, Eksotisme desa adat terindah di puncak Flores

Wednesday, January 23, 2019

Wae Rebo, Eksotisme desa adat terindah di puncak Flores

Pemandangan indah sepanjang perjalanan menuju serpihan surga di timur Indonesia, Wae Rebo


Hallo travelerssss

Assalamu'alaikum wr.wb

Setelah menunggu lama akhirnya aku bisa mengunjungi timur Indonesia. Flores, yap aku sudah lama sekali ingin ke Flores karna memang aku terlalu suka kopi dari flores baik robusta maupun arabika, bajawa maupun manggarai. Tapi ada tempat yang paling teringin aku kunjungi yaitu Wae Rebo. Wae Rebo menjadi tempat pertamaku menjelajahi Flores.

Bukan tanpa alasan, karena menurut beberapa ulasan mengenai perjalanan menuju Wae Rebo yang aku baca melalui blog traveler dibutuhkan perjuangan lebih untuk mencapai desa adat yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2002 oleh Unesco mengalahkan 42 negara lain. Wowww kebayang dong bagaimana kearifan penduduk yang masih bisa mempertahankan warisan leluhur.

Perjalanan saya mulai dari medan menuju jakarta. Dari jakarta terdapat satu penerbangan menuju Labuhan Bajo. Dibutuhkan waktu 3 jam perjalanan melalui udara. Hanya ada satu maskapai yang menuju labuhan bajo yakni maskapai Garuda Indonesia. 


Setelah sampai di labuhan bajo perjalanan yang sebenarnya dimulai. Aku berangkat sendiri kalau kata orang sih solo traveler. Dari labuhan bajo saya naik travel dengan mobil menuju Wae Lomba melewati kota kecil Ruteng.
Ada beberapa pilihan transportasi dari labuhan bajo yakni: 
- Travel tarifnya sekitar Rp. 100.000 - Rp. 300.000 perorang
- Sewa mobil tarifnya Rp. 500.000 - Rp. 700.000 perhari
- Sewa motor tarifnya Rp. 70.000 - Rp. 120.000 perhari


Mengingat perjalanan cukup jauh dan melewati beberapa jalan yang cukup rusak pastikan kendaraan yang disewa dalam kondisi baik. Dan sediakan bensin selama perjalanan dikarenakan jarang terdapat SPBU kalaupun ada jaraknya berjauhan.

Dari ruteng menuju wae lomba kita disuguhkan pemandangan yang begitu indah. Pegunungan hijau dan kawasan persawahan yang sangat tertata rapi. Sepanjang jalan kita akan melewati warga yang berjalan kaki, warga Flores sangat ramah, maka setiap kali melewati warga berhentilah sebentar untuk saling menyapa. 

Perjalanan menuju ruteng dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam. Di Ruteng sendiri terdapat bandara kecil yakni bandara Frans Sales Lega. Namun jadwal penerbangan tidak pasti karena perubahan cuaca yang cukup ekstrim. Ibu kota kabupaten Manggarai ini menempel di lereng landai sisi utara deret pegunungan hijau Mandusawu di ketinggian  1100 mdpl. 

Setelah menikmati makan siang di ruteng perjalanan kami lanjutkan lagi sekitar 2-3 jam melewati bentang alam yang sejuk dan asri. Untuk menuju ke wae lomba kita akan melalui perjalanan yang melewati pinggiran pantai. Senang sekali rasanya setelah melewati jalanan berkelok naik dan turun dengan pemandangan hutan dan jurang dikanan dan kiri dan melaju dijalan dengan kondisi yang cukup rusak akhirnya aku bisa juga menikmati pantai yang indah. 


Disarankan untuk berhenti sejenak merendamkan kaki di bibir pantai biru yang dengan deburan ombak yang cukup kencang pada waktu itu. Kita tidak akan menemukan pasir dipinggiran pantai melainkan batu-batu yang memecah ombak. Perjalanan di pinggir pantai masih kami telusuri hingga terlihat pulau ditengah lautan. Kata pengemudi travel pulau itu bernama pulau mules, namanya lucu ya sontak aku tertawa mendengar nama itu.


Tak jauh dari pantai aku menemukan satu jembatan dan melihat kesisi sungai. Rasanya seperti air susu yang mengalir. Warna sungai itu putih namun setelah kita mencelupkan tangan ternyata air itu bening, mungkin karena dasar adalah batu kapur sehingga ketika dilihat dari atas jembatan terlihat seperti sungai susu. Wah ternyata benar ya lagu koes plus kalau Indonesia memiliki kolam susu pikirku hihii. 


Akhirnya sampai di Wae Lomba setelah berkendara selama 4 jam dari ruteng. Loh kok lama? Hehee kalau kalian melewati jalan di pinggir pantai saya yakin kalian juga akan salah fokus dan tanpa sadar sudah menghabiskan waktu yang cukup lama.

Setelah sampai di Wae Lomba akan terlihat beberapa warga yang menunggu penumpang yang akan memakai jasa ojek. Dari wae lomba menuju ke desa terakhir sebelum nantinya harus mendaki jalur yang tersedia hanya bisa dilalui oleh motor. Itulah sebabnya travel hanya mengantar sampai wae lomba saja. Dari wae lomba menuju ke pos pertama di desa Denge berjarak 4 km dengan tarif ojek Rp. 25.000. Saya diantar menuju rumah pimpinan desa denge  yang nantinya akan membantu pengarahan saya menuju  Wae Rebo.


Di rumah dengan bentuk lingkaran ini aku diberi pengarahan bagaimana pendakian menuju Wae Rebo. Desa Denge merupakan pos I Menuju Wae Rebo. Untuk menuju Wae Rebo kita harus menggunakan jasa pemandu dengan biaya Rp. 100.000/hari. Saya mendaki dengan panduan bapak Vincent. Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam berjalan kaki dengan jarak tempuh 7 km menuju ke pos III di Ponto Nao.

Perjalanan pendakian cukup melelahkan dan dibutuhkan tenaga serta kehati-hatian untuk melintasi jalur pendakian yang ditutupi hutan lebat yang tertutup kabut dengan jurang disisi lainnya. Apalagi kawasan ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi sehingga harus ekstra hati-hati dengan jalanan yang licin dan menanjak.


Setelah sampai di Ponto Nao kita akan tiba di rumah kasih. Rumah kasih ini merupakan pos ke III sekaligus pos terakhir menuju Wae Rebo. Sebelum turun ke desa Wae Rebo terlebih dulu kita harus memukul kentongan yang terdapat di rumah kasih. Pertanda bahwa akan ada tamu yang datang ke Wae Rebo. Hal ini dikarenakan tidak adanya sinyal ponsel untuk berkomunikasi.


Ponto Nao merupakan daratan mendatar yang cukup luas. Dan dari Ponto Nao kita sudah dapat melihat betapa indahnya desa adat Wae Rebo. Perjalanan dilanjutkan dengan menuruni bukit menuju lembah Satar lenda, di Satar Mese Barat.


Sesampainya di desa adat Wae Rebo kita harus menuju rumah utama untuk melakukan upacara adat Pa'u Welu'u. Upacara penyambutan terhadap tamu yang datang mengunjungi desa Wae Rebo. Upacara hanya berlangsung 5 menit yang berisi doa-doa dalam bahasa warga lokal untuk melindungi tamu selama berada di desa Wae Rebo.

Hanya ada 7 rumah adat (Mbaru Niang) di wae Rebo terdiri dari rumah utama yaitu Niang Gendang dalam bahasa setempat. Niang Gendang dihuni oleh 8 keluarga. Dan 6 rumah adat lainnya antara lain Niang Jekong, Niang Mandok, Niang Jintam, Niang Ndorom, Niang Gena Maro dan Niang Mbaru Gena tempatku menginap yang dihuni 6 keluarga. Untuk menginap di Wae Rebo dikenakan biaya Rp. 325.000  perhari termasuk menginap dan makan. Biaya ini digunakan untuk biaya generator listrik dan pemeliharaan desa adat Wae Rebo.

Dari dalam rumah terlihat kerangka dari kayu dan bambu yang membentuk kerucut beratapkan ilalang yang dianyam dengan ijuk  yang menutupi sela-selanya. Dibagian paling atas terdapat tempat untuk ruang penyimpanan seperti bahan makanan, hasil pertanian dan peralatan lainnya.


Menurut informasi yang aku dengar dari warga mereka adalah generasi ke 20 yang menempati rumah adat. 7 Mbaru Niang tersusun indah yang mencerminkan kepercayaan leluhur untuk menghormati tujuh arah puncak gunung yang berada di sekeliling Wae Rebo sebagai pelindung kemakmuran kampung bagi warga setempat.

Di pagi dan sore hari Wae Rebo di kelilingi kabut yang cukup tebal yang jelas terlihat layaknya desa yang berada diatas awan. 


Sebagian besar warga menggantungkan hidup sebagai petani kopi dengan pengolahan yang sangat sederhana dan tradisional. Tak lengkap rasanya jika tidak mencoba kopi olahan warga sekitar.


Dan menurutku biji kopi yang diseduh dengan cara tradisional selalu berhasil memberikan sensasi rasa yang berbeda dan menambah kecintaan terhadap varietas yang satu ini.

Kopi arabika yang di pelihara warga berasal dari varietas peaberry.

Rasa kopi flores yang sudah sangat dikenal di dunia dengan acidity yang tinggi dan body yang full ini benar-benar membuat saya jatuh hati, bayangkan saja mendadak resistensi tubuhku terhadap kopi meningkat.


Yang biasa hanya mampu minum 4 gelas kopi perhari, namun di Wae Rebo tanpa terasa aku menyesap 8 gelas kopi perhari. Tidak dapat dipungkiri kekayaan rasa yang terkandung dalam segelas kopi flores mampu mengundang turis lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi Wae Rebo.

Harga coffee bean disini terbilang murah untuk oleh-oleh sekitar Rp. 50.000 - Rp. 200.000 perkilo tergantung kualitas kopi yang di sortir dan pengolahannya. Tak hanya kopi, madh dan kain tenun juga menjadi oleh-oleh favorit wisatawan.

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum ke Wae Rebo

1. Bawa ransel dan barang secukupnya karena perjalanan pendakian cukup sulit dan melelahkan. Jika harus membawa barang yang cukup banyak gunakan jasa porter (kuli angkut barang) dengan biaya yang cukup tinggi Rp.250.000

2. Bawa jaket/ jas hujan. Curah hujan yang tinggi ditakutkan pada saat pendakian tiba- tiba hujan karena bentang alam seperti pegunungan cenderung mengalami perubahan cuaca yang cukup ekstrim

3. Bawa senter. Perjalanan menuju Wae Rebo melewati hutan lebat dan kabut yang cukup tebal. Jarak pandang yang terbatas memerlukan tambahan cahaya dari senter. Pada saat ingin mengelilingi Wae Rebo dimalam hari juga dibutuhkan senter.

4. Bawa baterai cadangan. Keterbatasan fasilitas listrik di wae rebo mengharuskan kita membawa baterai cadangan bagi yang membawa kamera dan handphone. Namun di Wae Rebo sama sekali tidak ada jaringan ponsel. Listrik di Wae Rebo akan padam setiap jam 22.00 malam

5. Perjalanan cukup panjang melewati hutan pegunungan pastikan kalian membawa makanan dan minuman yang cukup dan sebelum memulai perjalanan dengan berjalan kaki pastikan kalian makan terlebih dahulu di desa Denge.

Sekian perjalanan ke Wae Rebo, semoga artikel ini membantu teman-teman yang ingin melakukan perjalanan ke Flores ya...

1 comment:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete