Featured Post

Wae Rebo, Eksotisme desa adat terindah di puncak Flores

Wednesday, January 16, 2019

Takengon, penghasil kopi terbaik di dunia

Negeri diatas awan penghasil biji kopi arabika terbaik

Assalamualaikum wr.wb

Setelah beberapa saat hari ini saya akan menuliskan pengalaman saya mengunjungi salah satu kota kecil di serambi mekkah Aceh. Tepatnya Aceh tengah. Takengon, kota kecil yang merupakan ibukota kabupaten Aceh tengah Provinsi Aceh, Indonesia ini terletak di sisi danau laut tawar, kecamatan laut tawar. Takengon berada diketinggian 1200 mdpl dataran tinggi berhawa sejuk yang memiliki geografis yang sangat mendukung tumbuhnya perkebunan kopi jenis arabika yang menghasilkan rasa kopi khas dengan kenikmatan yang mendunia.



Suhu di Takengon sangat dingin dan akan terasa sangat dingin menjelang subuh. Masyarakat disini juga sangat ramah dan sangat terbuka terhadap pengunjung. Masyarakat yang didominasi warna lokal suku gayo ini sebagian besar merupakan petani kopi. Jika datang pada saat panen raya hampir diseluruh rumah didapati menjemur biji kopi didepan rumahnya.


Masyarakat disini juga sangat sederhana tidak ada pembeda antara masyarakat


Jalan menuju kota kecil ini harus melewati tanjakan perbukitan dan menelusuri lereng gunung dengan jalan berkelok yang terjal dan curam juga penuh pepohonan lebat disepanjang jalan. Sesuai namanya Takengon yang diambil dari bahasa Aceh yang artinya tikungan.


Takengon dijuluki sebagai negeri diatas awan. Bukan tidak karna letaknya yang dipegunungan dan keberadaan danau laut tawar yang membentang indah membiru dikelilingi pegunungan hijau yang menawan.


Danau seluas 5.472 hektar dengan panjang 17km dan lebar 3km dan kedalaman yang bervariasi hingga mencapai kedalaman lebih dari 50 km ini sesekali memunculkan ombak kecil yang membuatnya terlihat seperti laut ditambah lagi dengan luasnya danau.


Selama berada di takengon saya menginap di Linge Land hotel yang beralamat di jl. Yos Sudarso no. 1001 Blang Kolak II Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh 24552.
Untuk biaya linge land hotel termasuk murah dengan fasilitas kamar yang disediakan yaitu Rp. 269.000 / per-malam. Jika kalian menginginkan penginapan yang lebih murah ada juga beberapa guest house dengan tarif sekitar Rp. 150.000 per-malam.


Tujuan utama saya kesini sebenarnya bukan hanya untuk menikmati keindahan alam di Takengon tapi juga melihat langsung perkebunan kopi dan pengolahan Kopi Gayo yang ditetapkan sebagai kopi terbaik berdasarkan peringkat tertinggi cupping score pada conference on coffee science. Kopi Gayo merupakan varietas kopi arabika yang menjadi salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah.


Baca juga : Kopi Medan Mendunia?

Perkebunan kopi terluas di Indonesia ini berada di Bener Meriah Aceh Tengah perkebunan yang mulai digarap sejak 1908 pada masa penjajahan Belanda ini memiliki luas 81.000 km. Saya juga menemukan situs peninggalan pabrik kopi pada mada kolonial yang berada di desa Wih Porak kecamatan Silih Nara dengan luas 110m x 60m.


Aceh sendiri merupakan penghasil kopi terbaik tidak hanya arabika tetapi juga robusta. Tak kalah dengan kopi jenis arabika kopi gayo yang sudah terkenal di mancanegara, kopi robusta Aceh yang dikenal kopi ulee kareeng juga sudah sangat dikenal dan kedai kopi ulee kareeng sendiri sudah menjamur hampir di seluruh kota di Indonesia. Daerah ulee kareeng sendiri tidak memiliki perkebunan kopi melainkan hanya mengolah biji kopi yang ditanam di kawasan Pidie.


Tanaman kopi arabika di Takengon bahkan digadang-gadang memiliki kualitas kenikmatan menyaingi Blue Mountain Jamaika. Perkebunan kopj di takengon dikembangkan dan diolah tanpa bahan kimia, itulah kenapa kopi gayo takengon dikenal sebagai kopi organik dengan kualitas terbaik.


Petani kopi sangat menjaga kualitas tanaman kopinya. Tanaman kopj jenis arabika pada umumnya memiliki ketinggian hingga 7m, namun petani kopi takengon menjaga tanamannya agar tinggi pohon hanya berkisar 2-3m saja untuk menjaga kualitas biji kopi dan memudahkan saat panen. Biji kopi arabika gayo memiliki biji yang cukup besar dengan warna hijau gelap.


Rata-rata warga memiliki 1-2 hektar perkebunan kopi. Ada dua investor asing yang membantu perkembangan perkebunan kopi di takengon yaitu Holland Coffee BV dari Belanda dan PT. Indocafco dari Swiss dan Amerika Serikat serta di laksanakan satu perusahaan daerah yakni Genap Mufakat.


Saya akan menemui bapak Sajiman salah satu pemilik kebun kopi yang sekarang mulai memproduksi kopi luwak.


Bahkan dia sudah memiliki 25 ekor hewan berbulu hitam itu untuk membantu proses produksi kopi luwak yang aroma dan kenikmatannya sudah tercium hingga mancanegara. Perkebunan kopi berada di kampung gunung rawe kecamatan lut tawar.


Jujur saja awalnya saya meremang apakah saya masih bisa meneguk kopi jika sudah melihat mereka, termasuk menyadari bahwa kotoran merekalah yang membuat rasa kopi ini jadi enak begini? Dan ternyata saat melihat langsung prosesnya, jangankan merasa jijik, justru sebaliknya penghormatan terhadap kopi bakal naik ke level lebih tinggi. Dan setelah pulang gak akan rela membiarkan serbuk-serbuk kopi itu tersimpan dalam wadah yang salah juga tak kan membiarkan orang lain menyeduhnya tanpa menggunakan air mendidih dan teknik yang benar.


Nyaris dua hari saya berkutat di kebun Pak Sarjiman, hanya untuk menunggui musang-musang didalam kandang itu mengeluarkan kotoran mereka bahkan saya beruntung menyaksikan langsung hewan itu mengeluarkan kotoran di kebun.


Saya melihat sendiri bagaimana mereka hanya memilih biji kopi terbaik untuk dimakan. Bagaimana hewan yang ukurannya tidak lebih besar dari pelanduk itu bisa melakukan seleksi sehebat itu untuk lambung mungilnya. Sungguh seleksi yang kelak akan menghasilkan biji kopi dengan harga yg fantastis.


Pada saat melihat proses alami hewan luwak di perkebunan, petani menyajikan secangkir kopi arabika gayo yang baru saja dihaluskan. Dengan air mendidih yang dimasak didalam ceret diatas bakaran kayu ini memang disajikan secara sederhana namun aroma yang terasa legit itu langsung mengekspansi pondok perkebunan.


Ada kepulan uap mengambang pada permukaan cangkir. Pertanda bahwa suspensi pekat yang mengisi dua per tiga cangkir kaca itu berada dalam temperatur yang masih sangat panas untuk diminum. Saya terbiasa menghirup kopi pada saat kepulan uapnya masih berputar di atas cangkir.


Dan ketika kamu menikmati kopi di Takengo jangan menunggu lama karna suhu dingin Takengon akan membuat minuman panas cepat dingin. Itulah kenapa jangan biarkan secangkir kopi terlalu lama menunggu untuk diminum.


3 comments:

  1. Kerennya pake banget
    Gk kalah sama danau toba

    ReplyDelete
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete